Perbedaan adalah Inspirasi

Masih ingat tentag postingku yang berjudul "Cinta Tanpa Syarat?" mungkin kalau yang belum baca bisa dilihat di post yang sebelumnya. Dan inilah salah satu wujud dari cinta tanpa syarat itu, yaitu menghasilkan sebuah inspirasi dalam bertukar pikiran, beradu argumentasi dan sama-sama menyadari bahwa inilah perbedaan yang indah. Bagi yang masih takut terhadap perbedaan itu berarti belum disentuh dengan lembut dengan indahnya perbedaan itu.

Inspirasi yang pertama dalam sebuah perbedaan adalah : Adanya rasa keperdulian atau care yang mengalahkan bahkan mengilangkan rasa perbedaan itu.

Bagi penikmat perbedaan yang indah itu bisa memicu rasa perduli yang 1000 kali lebih besar lho.. percaya atau tidak.. aku punya ceritanya...

Sebagai seorang presenter di satu acara yang mengedepankan pendidikan tentang konstitusi negara, aku banyak dihadapkan dengan remaja-remaja dari seluruh Indonesia, nah mereka semua adalah inspirasiku dalam menjalani hidup sekaligus membuat aku semakin ingin mengembangkan diri. Inilah yang terjadi ketika kedekatan atau care tersebut muncul dan jadi satu hal yang berbeda. Namanya D, seorang anak dari pulau Sumatra yang benar-benar memberi inspirasi tentang indahnya perbedaan selama 1 bulan ini, perkenalan aku dengan D dimulai dari tahun 2009, dimana D mengikuti cerdas cermat di Jakarta, namun tidak ada tegur sapa sana sekali, tapi namanya cukup terekam. Selang waktu berlalu, bahkan berbulan-bulan lamanya sampai akhirnya aku ditugaskan kembali menjadi presenter di acara yang sama tahun 2010. Tugasku menuju Sumatra Barat, memang terjadi di akhir yaitu di bulan July, karena memang sumatra barat menjadi propinsi ke 32,tahun ini. Sama juga, tidak ada tegur sapa diantara aku dengan D, nah itulah rasa bersalah yang besar yang aku rasakan, samapi akhirnya aku menulis di wall FBnya permohonan maaf karena tidak sempat bertegur sapa. tegaslah D mengatakan aku sombong, disebut demikian jujur aku ngeri karena aku ga mau jadi orang sombong. Aku minta maaf dengannya dan berjanji kedatangannya di Jakarta nanti, aku akan menegurnya dan memang aku menegurnya, begitulah prosesnya sampai kira benar-benar dekat... Dan lucunya kedekatan itu benar ada ketika 2 minggu dia menjelang datang ke Jakarta. Kedekatan memang benar-benar menjembatani apa yang menjadi perbedaan diantara kita. Misalnya saja kita berbeda usia yang cukup jauh yaitu 8 tahun, tapi tidak membatasi bahan obrolan yang menjadi topik kita berdua..tapi justru memunculkan dua pemikiran yang berbeda dari satu topik yang kita obrolkan. Terus perbedaan selanjutnya adalah kita beda status, misalnya aku yang seorang S.Psi dan D yang masih berstatus pelajar, tapi tidak menutup kemungkinan kira bertukar ilmu, wuah dan masih banyak lagi deh bedanya. Aku anak sulung dan D yang anak bungsu, Aku yang dari pulau Jawa dan D dari Sumatra dan bersuku minang,sampai Aku yang Nasrani dan D yang Moeslim. Itulah perbedaan yang indah diantara kami berdua, hal tersebut tidak membatasi kami untuk saling perduli satu sama lain.

Bagaimana nanti pandangan orang tentang sosok kita berdua, itu akan dikembalikan kepada orang-orang yang melihat, Apakah aku hanya dipandang sebagai sosok seorang kakak untuk D atau aku hanya dipandang sebagai orang yang hanya sementara waktu saja mengisi kehidupan D, No..problemo apa pun itu hanya tuhan yang tahu..

Menjelang perpisahan, ketika kami akan kembali ke aktifitas semula.. aku memberikan kenang-kenangkan untuknya, sebagai pengingat selalu "bahwa suatu hari nanti kita pasti ketemu lagi" sebuah gantungan berbentuk hati dan kunci yang ditengahnya ada kompas yang membantu melihat arah. Aku pegang yang hati dan D yang kunci.. 

Untuk semua yang masih takut mengungkapkan rasa karena perbedaan, jangan pernah takut karena sebenarnya BEDA itu INDAH....

Happy Different................................................